Kamis, 07 Maret 2013

Busana Pengantin Adat Jawa

Busana pengantin adalah busana yang dikenakan oleh sepasang pria dan wanita yang menjadi raja dan ratu sehari dalam melaksanakan pernikahan mereka.
Busana pengantin dipilih berdasar adat dari pihak mempelai pria ataupun pihak mempelai wanita.
Indonesia memiliki ratusan adat dan budaya sesuai dengan banyaknya suku-suku bangsa di Indonesia.
Berdasar adat dan kesukuan, busana pengantin memiliki keunikan dan kekhas-an tersendiri. Busana pengantin adat Jawa Tengah misalnya, memiliki beragam jenis yang dapat dipilih menurut kesukaan atau berdasar kepada suku sang pengantin pria atau wanita.
Busana pengantin adat Jawa Tengah memiliki beberapa model, seperti;
1.  Busana Pengantin Model Kasatriyan Jogjakarta

2.  Busana Pengantin Model Putri Jogjakarta

3.  Busana Pengantin Model Jangan Menir Paes Ageng Jogjakarta

4. Busana Pengantin Model Basahan Paes Ageng Jogjakarta

5.  Busana Pengantin Model Surakarta

Anda sudah merencanakan untuk menyelenggarakan sebuah acara pernikahan dalam waktu dekat? Sudah waktunya Anda menentukan busana pengantin model seperti apa yang ingin Anda kenakan pada saat menaiki tahta raja dan ratu sehari nanti.

»»  LANJUTKAN MEMBACA...

Informasi Seputar Foto Prewedding

 Bandung. Sebuah kota yang terkenal akan kesejukan udaranya, dan kota dimana kita dapat berbelanja produk fashion yang berkualitas dan dapat menikmati makanan khas kota kembang tersebut. Selain dapat berbelanja produk fashion dan juga menikmati kuliner khas kota Bandung, Kota bandung sendiri merupakan kota yang memiliki banyak tempat menarik untuk berfoto dengan pasangan anda khususnya bagi  anda pasangan.

 

Dalam setiap pasangan melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan merupakan rencana akhir dalam setiap hubungan. Pernikahan sendiri merupakan janji suci yang hanya ingin diucapkan sekali dalam seumur hidup mereka. Dengan menggelarkan suatu pernikahan, menunjukan suatu kebahagiaan yang terpancar dalam dirinya terhadap pasangannya. Dengan seiring perkembangan jaman untuk menunjukan kepada orang disekitar tidak perlu menunngu hingga saat pernikahan.

»»  LANJUTKAN MEMBACA...

Rabu, 06 Maret 2013

busana pengantin basahan

Salah satu jenis busana adat yang terindah dan terlengkap di Indonesia terdapat di keraton Surakarta, Jawa Tengah. Sebab, tiap-tiap jenis busana tersebut menunjukkan tahapan-tahapan tertentu dan siapa si pemakaiannya. Dalam adat busana perkawinan misalnya, seorang wanita dan pria kalangan keraton mengenakan beberapa jenis busana, yang disesuaikan dengan tahapan upacara, yaitu midodareni, ijab, panggih dan sesudah upacara panggih. Pada upacara midodareni, pengantin wanita memakai busana kejawen dengan warna sawitan. Busana sawitan terdiri dari kebaya lengan panjang, stagen dan kain jarik dengan corak batik. Sedangkan pengantin prianya memakai busana cara Jawi Jangkep, yang terdiri dari baju atela, udeng, sikepan, sabuk timang, kain jarik, keris dan selop.
Saat upacara ijab, busana yang dipakai pengantin wanita adalah baju kebaya dan kain jarik, sedangkan pengantin pria memakai busana basahan. Busana basahan pengantin pria disini terdiri dari kuluk matak petak, dodot bangun tulak, stagen, sabuk lengkap dengan timang dan cinde, celana panjang warna putih, keris warangka ladrang dan selop.
Begitu pula pada upacara panggih kedua mempelai memakai jenis busana yang sudah ditetapkan. Pengantin wanita memakai busana adat bersama, basahan. Busana basahan adalah tidak memakai baju, melainkan terdiri dari semekan atau kemben, dodot bangun tulak atau kampuh, sampur atau selendang sekar cinde abrit dan kain jarik cinde sekar merah. Semekan atau kemben terbuat dari kain batik dengan corak alas-alasan warna dasar hijau atau biru dengan hiasan kuning emas atau putih. Kemben disini berfungsi sebagai pengganti baju dan pelengkap untuk menutupi payudara. Kain dodot yang menggunakan corak batik alas-alasan panjangnya kira-kira 4-5 meter, dan merupakan baju pokok dalam busana basahan. Selendang cinde sekar abrit terbuat dari kain warna dasar merah dengan corak bunga hitam dan kain jarik cinde sekar abrit terbuat dari kain gloyar, warna dasar merah yang dihiasi bunga berwarna hitam dan putih. Cara mengenakan kain ini seperti kain jarik tetapi tidak ada lipatan (wiron). Sama halnya dengan pengantin wanita, pengatin pria pun memakai busana adat basahan, berupa dodot bangun tulak, terdiri dari kuluk matak biru muda, stagen, sabuk timang, epek, dodot bangun tulak, celana cinde sekar abrit, keris warangka ladrang, kolong karis, selop dan perhiasan kalung ulur.
Pada upacara panggih ini, biasanya kedua mempelai pengantin melengkapi busana basahan dengan aneka perhiasan. Perhiasan yang biasa digunakan oleh mempelai pria adalah kalung ulur, timang/epek, cincin, bros dan buntal. Sedangkan bagi pengantin wanita, perhiasan yang biasa dipakai adalah cunduk mentul, jungkat, centung, kalung, gelang, cincin, bros, subang dan timang atau epek.
Berbeda dengan tahapan upacara sebelumnya, pada upacara setelah panggih, pengantin wanita memakai busana kanigaran, yaitu terdiri dari baju kebaya, kain jarik, stagen dan selop. Sedangkan pengantin pria menggunakan busana kepangeranan, yang terdiri dari kuluk kanigoro, stagen, baju takwo, sabuk timang, kain jarik, keris warangka ladrang dan selop.
Sebagai kelengkapan, dalam busana adat perkawinan, maka baik pengantin wanita maupun pria biasanya dirias pada bagian wajah dan sanggul. Tujuannya adalah agar mempelai wanita kelihatan lebih cantik dan angun dan pengantin pria lebih gagah dan tampan. Bagi pengantin pria, cara meriasnya tidak sedemikian rumit dan teliti sebagaimana pengantin wanita yang harus dirias pada bagian wajahnya mulai dari muka, mata, alis, pipi dan bibir.
Busana Jawa baik pakaian sehari-hari maupun pakaian upacara sangat kaya akan ragam hias yang tak jarang memiliki makna simbolik dibaliknya. Jenis ragam hias yang dikenal di daerah Surakarta maupun Jogyakarta adalah kain yang bermotifkan tematema geometris, swastika (misalnya bintang dan matahari), hewan (misal : burung, ular, kerbau, naga), tumbuh-tumbuhan (bunga teratai, melati) maupun alam dan manusia. Motif geometris diantaranya adalah kain batik yang bercorak ikal, pilin, ikal rangkap dan pilin ganda. Motif berupa garis-garis potong yang disebut motif tangga merupakan simbolisasi dari nenek moyang naik tangga sedang menuju surga. Bahkan motif yang paling dikenal oleh masyarakat Surakarta adalah motif tumpal berbentuk segi tiga yang disebut untu walang, yang melambangkan kesuburan.
Pada busana-busana khusus untuk upacara perkawinan dikenal juga motif pada batik tulis, seperti kain sindur dan truntum yang dipakai oleh orang tua mempelai. Sedangkan kain sido mukti, kain sido luhur dan sido mulyo merupakan pakaian mempelai.
Fungsi pakaian, awalnya digunakan sebagai alat untuk melindungi tubuh dari cuaca dingin maupun panas. Kemudian fungsi pakaian menjadi lebih beragam, misalnya untuk menutup aurat, sebagai unsur pelengkap upacara yang menyandang nilai tertentu, maupun sebagai alat pemenuhan kebutuhan akan keindahan.
Pada masyarakat di Jawa Tengah, khususnya di Surakarta fungsi pakaian cukup beragam, seperti pada masyarakat bangsawan pakaian mempunyai fungsi praktis, estetis, religius, sosial dan simbolik. Seperti kain kebaya fungsi praktisnya adalah untuk menjaga kehangatan dan kesehatan badan; fungsi estetis, yakni menghias tubuh agar kelihatan lebih cantik dan menarik; fungsi sosial yakni belajar menjaga kehormatan diri seorang wanita agar tidak mudah menyerahkan kewanitaannya dengan cara berpakaian serapat dan serapi mungkin, serta memakai stagen sekuat mungkin agar tidak mudah lepas.

 
»»  LANJUTKAN MEMBACA...

Modifikasi kebaya modern dan tradisiona

Sekarang ini sudah banyak model dan variasi yang terdapat pada kebaya modern maupun tradisional, ini membuat banyak wanita menjadi sulit dalam menentukan kebaya apa yang cocok untuk mereka. Berikut ini adalah tips bagi anda untuk menentukan bentuk modifikasi kebaya modern dan tradisional yang cocok untuk tubuh anda.
1. Modifikasi kebaya pada bagian kerah
Banyak cara untuk memodifikasi kebaya, salah satunya dengan cara mengubah bentuk kerah yang menunjukan kelebihan bentuk kita. Dulu kebanyakan kerah bergaya klasik seperti syal kerah, bundar rendah. Bila sekarang banyak kebaya yang menampilkan kerah bergaya kerah terbuka dengan memperlihatkan pundak, kerah mandarin atau kebaya modern dengan yoke dada berkerut kerah tegak berkancing.
 2. Modifikasi kebaya pada bagian Lengan
Kebaya tidak hanya menunjukan siluet tubuh pemakainya, tetapi juga menunjukan bentuk lengan, dimana bagian ini berpengaruh untuk menampilkan kebaya modern sebagai busana resmi dengan sentuhan modern. Kita ambil contoh lengan dengan bentuk terompet, model seperempat lengan, atau lengan terbelah. Namun apapun sebutan dan bentuknya, kebaya modern maupun tradisional tetap menarik untuk dikenakan.
3. Modifikasi dalam kebaya modern klasik
Memadukan unsur klasik dan unsur modern pada kebaya adalah hal yang sah-sah saja pada saat ini. Bentuk lengan kebaya klasik mayoritas adalah lengan panjang dengan detail sederhana. Tapi saat ini anda dapat memodifikasi dengan bentuk, warna, jenis bahan, jenis aplikasi, dan detail yang lebih beragam.
4. Modifikasi kebaya dengan Cutting (Potongan)
Memang dalam perkembangannya banyak kebaya yang dimodifikasi. Tetapi kita harus memperhatikan aturan dasar dari kebaya yang tidak dapat dipisahkan, yaitu cutting atau pemotongan. Kebaya adalah busana khas Indonesia, jadi bentuknya haruslah menunjukan karakteristik dari kebaya pada dasarnya. Bentuk kebaya harus sesuai dengan tubuh penggunanya, karena pengenalan karakter seseorang sangat diperlukan untuk menjadikan busana ini sesuai dengan kurva bentuk tubuhnya.
Dari empat penjelasan diatas kita dapat lebih memaksimalkan bentuk kebaya yang sesuai dengan tubuh dan keinginan kita. Apalagi pada saat kita akan menikah, kita harus memperhatikan kebaya pengantin yang akan kita pakai. Dengan empat penjelasan di atas kita dapat memaksimalkan jahitan kebaya biasa atau kebaya pengantin kita dengan cara membicarakan keinginan bentuk kebaya kita dengan penjahit kebaya yang kita gunakan jasa nya.

 

»»  LANJUTKAN MEMBACA...